<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8139082026556404762\x26blogName\x3dInfoGaya+Budaya\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://infogaya-kebudayaan.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://infogaya-kebudayaan.blogspot.com/\x26vt\x3d6414989648194298459', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Rabu, 06 Juni 2012

Monolog Happy Salma


Salihara Jakarta, 4 Juni 2012 - Berbekal kesuksesannya di Bandung tahun lalu, Titimangsa Foundationa bekerja sama dengan Antagin JRG dan Selasar Sunaryo serta didukung oleh Djarum Apresiasi Budaya kembali menampilkan sebuah pertunjukan yang menampilkan sosok perempuan yang sangat penting yang hampir terlulakan di balik perjuangan kemerdekaan Indonesia, Inggit Garnasih. Pertujukan yang bertajuk "Monolog Inggit" siap ditampilkan pada tanggal 4-5 Juni 2012 mendatang di Salihara, Jakarta.

Monolog Inggit : Sosok Perempuan Yang Hampir Terlupakan Di Balik Perjuangan kemerdekaan Indonesa.
"Sebagai seorang perempuan, saya sudah mengambil hak saya untuk berkata tidak pada seorang laki-laki yang bernama Kusno" -Inggit Garnasih"

"Merupakan misi Djarum Apresiasi Budaya untuk terus memperkenalkan seni dan budaya Indonesia, khususnya bidang seni pertunjukan, kami sangat mendukung 'Monolog Inggit' ini sebagai salah satu petunjukan yang tidak hanya menampilkan kolaborasi para pemain dan tim produksi yang professional di bidang teater, tapi juga mengandung semangat untuk tidak melupakan setiap bagian dalam sejarah Indonesia," tutur Renitasari, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

Setelah sukses ditampilkan pertama kalinya di Bandung saat momentum HJari Ibu tahun 2011 lalu, "Monolog Inggit" sengaja dihadirkan kembali di Jakarta sebagai sebuah semangat untuk menularkan semangat dan inspirasi dari seorang perempuan yang dikecilkan perannya dari pembetulan dan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Bercerita tentang sosok Inggit Garnasih, perempuan sederhana yang memberikan seluruh hidupnya untuk kemerdekaan Indonesia. Menolak dipoligami dan memilih hidupnya sendiri ketika Soekarno ada di pintu gerbang kemerdekaan Indonesia, dipuja, dielu-elukan sejarah. Sementara Inggit, memilih kembali pada keseharian hidupnya, meracik jamu, membuat bedak dan berjualan. Mandiri dan tetap sederhana sampai akhir hidupnya.

Sosok Inggit Garnasih dalam pertunjukan "Monolog Inggit" akan diperankan oleh Happy Salma, yang sudah berpengalaman dan konsisten di dunia seni petjunjukan. Pertunjukan ini merupakan arahan sutradara Wawan Sofwan dibantu Ahda Imran sebagai penulis naskah, Drs. Sunaryo dari Galeri Selasar Sunaryo Bandung sebagai penata artistik dan Deden Siswanto sebagi Penata kostum.

"Sosok Inggit Garnasih ini sangat inspiratif bagi kaum perempuan di Indonesia. Sebagai seorang pejuang, Inggit ikut terlibat dalam perjuangan untuk merebut kemerdekaan Indonesia. Sebagai istri, semangat Inggit telah menghantarkan suaminya menuju pintu gerbang kebebasan kemerdekaan tanah air. Dan sebagai perempuan, dengan kesederhanannya, beliau mampu mengambil sikap dan konsekuen dengan pilihannya serta mampu menjaga harga dirinya sendiri. Semangat itu lah yang membuat saya sangat senang dan bangga memerankan tokoh beliau, dan dari Inggit saya belajar akan sebuah proses dalam kehidupan dan pencapaian" ujar Happy Salma, pemeran Inggit Garnasih.

Inggit Garnasih hilang dari ingatan sejarah bangsa Indonesia. Sejarah hanya menceritakan bahwa Inggit sebagai salah satu Istri Soekarno yang sangat setia. Berjuang melawan lupa akan sejarah bangsanya sendiri dan keberadaan Inggit Garnasih sebagai pejuang yang sangat berjasa untuk kemerdekaan indonesia sejatinya bukanlah dengan sekedar mengenang bahwa pernah ada seorang perempuan tangguh bernama Inggit Garnasih, namun keteguhan serta kebersahajaannya adalah sebuah energi dan semangat yang harus ditularkan kepada generasi dan kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Untuk menonton pertunjukan "Monolog Inggit" yang akan ditampilkan hari Senins-Selasa, 4-5 Juni pukul 20.00 WIB, pengunjung bisa membeli tiket seharga Rp. 150.000 untuk mahasiswa dan Rp. 250.000 untuk umum. Pemesanan tiket bisa menghubungi Yulia (081282275648) dan Selvi (085721941986).

"Dengan bermain dalam sebuah pertunjukan monolg dan berperan sebagai Inggit Garnasih yang begitu luar biasa ini merupakan sebuah titik pencapaian saya sebagi pelaku seni peran khsusunya di dunia teater. Pertunjukan ini sangat berarti untuk saya pribadi," tutup Happy Salma.

Sekilas Tentang Djarum Apresiasi Budaya
Djarum Apresiasi Budaya yang dimulai sejak tahun 1992 telah mendukung lebih dari 1.000 kegiatan budaya, merupakan salah satu program dari Djarum Foundation. Djarum Apresisai Budaya mempunyai misi meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap kekayaan budaya Indonesia. Mendukung insan kreatif untuk terus berkarya, menggali potensi, mengembangkan dan melestarikan serta keragaman budaya Indonesia.

Djarum Apresiasi Budaya telah menjalin kerjasama dengan budayawan, seniman, dan kelompok kesenian  dalam mengaktualisasikan gagasn kreatifnya. Berbagai seni pertunjukan dihadirkan dan mendapatkan apresiasi yang sangat besar dari masyarakat, antara lain: Teater Koma "Sie Jin Kwie", 'Jakarta Love Riots', Ali Topan The Musical, Indonesia Kita, Sangkala 9/10, Beta Cinta Indonesia-GSP, Kabaret Keroncong, Teater Koma "Antigoneo", Opera Diponegoro, Langgam Tiga Hati, kabaret Oriental, Roro Mendut, New Yorkarto, Indonesia Menari, dan lain-lain. Usaha untuk memperkenalkan kembali warisan leluhur dengan membuat terobosan-terobosan baru juga terus dilakukan. Salah satunya adalah Pagelaran Drama Sinema, suatu pertunjukan dengan memadukan Sinema, Orkestra, Broadway, Wayang Kulit dan Wayang Orang.

Djarum Apresiasi Budaya juga mendukung program lain seperti "indonesia Exploride", yaitu perjalanan menjelajahi negeri Indonesia dengankonsep yang unik dan penuh tantangan, yang dilakukan oleh seorang biker, beserta tim yang mendokumentasikan petualangnnya melalui video, foto dan jurnal. Penjelajahan bukan hanya semata mengunjungi suatu tempat, namun juga melibatkan proses mengenal lebih dalam tentang sejarah, hasil bdaya, serta kekayaan panorama alam daerah tersebut. Bahkan program penjelajahan ini juga didukung oleh puluhan artis yang berasal dari daerah-daerah  yang disinggahi. Artis-artis inilah yang menjadi sahabat dari Tim "Indonesia Exploride" untuk berkunjung dan memperkenalkan hasil budaya dari daerah asalnya masing-masing.

Djarum Apresiasi Budaya melakukan berbagai usaha untuk memperkenalkan, mengembangkan dan memelihara warisan luhur budaya bangsa, antara lain menggandeng Perkumpulan Rumah Pesona Kain, menyelenggarakan "Pesona Batik Kudus" yaitu suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengangkat daya apresiasi terhadap hasil kerajinan asli Indonesia yang sudah nyaris punah. Usaha ini dilakukan untuk melestarikan batik Kudus dan membantu meningkatkan Industri btik di kota Kudus.

Setelah terlibar aktif dalam kegiatan-kegiatan budaya selama ini, Djarum Apresiasi Budaya melakukan inovasi melalui digital media, memerikan informasi mengenai kekayaan dan keragaman budaya Indonesia melalui sebuah website yang interaktif dan dapat diakses oleh masyarakat luas melalui www.indonesiakaya.com

Konsistensi dalam mengembangkan bentuk-bentuk kepedulian terhadap hasil budaya akan terus dilakukan. Diharapkan dapat meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap kekayaan dan keragaman budaya Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia. Karena yang menyatukan bangsa adalah budya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda