<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8139082026556404762\x26blogName\x3dInfoGaya+Budaya\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://infogaya-kebudayaan.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://infogaya-kebudayaan.blogspot.com/\x26vt\x3d6414989648194298459', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Senin, 27 Agustus 2012

"Repertoar Gandamayu" Perempuan, Ibu Sejati Langit dan Bumi

Fx Mall Sudirman Jakarta, 27 Agustus 2012 - Arcana Foundation bersama dengan Teater Garasi, didukung oleh Djarum Apresiasi Budaya mempersembahkan "Repertoar Gandamayu", pentas yang digubah berdasarkan novel "Gandamayu" karya Putu Fajar Arcana yang berkisah tentang Sudamala. Pertunjukan Gandamayu akan digelar di Gedung Kesenian Jakarta, tanggal 4 dan 5 September 2012 pukul 20.00 WIB, sekaligus ebagai bagian dari rangkaian acara ulang tahun GKJ yang ke-25. Pada tanggal 3 Sepetember 2012 pukul 19.30 akan dilangsungkan Media Preview pertunjukan dan peluncuran novel "Gandamayu".

Gandamayu bercerita tentang kepatuhan dan kesetiaan perempuan, sebagai istri, ibu, dan sahabat. Kepatuhan Dewi Uma pada suaminya, Dewi Durga dengan abdinya, Kalika. Pertunjukan Gandamayu sebagai ajakan untuk menjaga kesucian dan kedamaian hati, akan digelar selam kurang lebih 1,5 jam dengan menyajikan kisah mitologi ketimuran yang dikemas dalam balutan teater kontemporer.

Putu Fajar Arcana yang akrab dipanggil Can mengungkapkan, "Banyak sekali yang dapat kita pelajari dari kisah-kisah mitologi tradisional, tentang nilai-nilai kehidupan yang sering kali terlupakan. Melalui Gandamayu kita kembali diingatkan untuk selalu menghormati ibu, istri, dan setiap perempuan. Bahwa peran dan ketulusan perempuan sering kali kita sepelekan, karena terbiasa dengan stigma yang melekat di masyarakat. Kisah ini kembali saya angkat sebagai persembahan bagi kaum perempuan, ibu sejati langit dan bumi."

"Djarum Apresiasi Budaya konsisten mendukung karya-ksrya anak bangsa, sebagai bentuk apresiasi terhadap karya asli Indonesia, juga sebagai upaya melestarikan kebudayaan Indonesia yang mulai pudar seiring dengan perkembangan jaman. Dukungan kami sekarang, merupakan bukti komitmen kami untuk terus melestarikan bukan saja budaya, namun juga nilai-nilai kehidupan yang tercermin dari kisah Gandamayu," ujar Renitasari, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundationa.

"Bisa bekerja bersama di pertunjukan Gandamayu merupakan kebanggaan bagi saya, peran ini merupakan salah satu peran yang paling menantang yang pernah saya mainkan. Dalam produksi ini saya berperan sebagai Durga, sosok dewi yang dianggap gagal memenuhi ujian kesetiaan oleh Syiwa. Tentang penyajiannya, bukan hanya nilai moral yang berusaha diangkat kembali, tim produksi juga berhasil membuat formula yang pas sehingga Gandamayu menjadi sajian yang bisa dinikmati oleh siapa saja," tutur Ine Febriyanti, salah satu pemain Repertoar Gandamayu.

Ine bersyukur bisa merasakan proses bersama aktor-aktor kawakan seperti Landung Simatupsng dan Whani Darmawan. Apalagi, kata Ine, pementasan ini langsung ditangani oleh dua sutradara mumpuni seperti Yudi Ahmad Tajudin dan Gunawan Maryanto. "Saya selalu suka proses yang dilakukan seperti Yudi Ahmad Tajudin dan Gunawan Maryanto. "Saya selalu suka proses yang dilakukan secara sungguh-sungguh. Saya tahu siapa di balik Teater Garasi. Oleh karena itu sungguh kesempatan secara sungguh-sungguh. Saya tahu siapa di balik Teater Garasi. Oleh karena itu sungguh kesempatan yang tak bisa dilewatkan ikuti berproses bersama mereka," kata Ine Febriyanti.

Penyanyi Ayu Laksmi mengungkapkan keterkejutannya ketika ditawari ikut terlibat di dalam proyek Gandamayu. "Saya bukan aktris, sungguh awam dalam berakting," katanya merendah. Padahal penyanyi yang melahirkan album Svara Semesta ini pernah berperan dalam film "Under The Tree" besutan sutradara Garin Nugroho. "Pokoknya saya akan berikan yang terbaik yang saya bisa buat Gandamayu," tutur Ahyu yang akan memerankan tokoh Kalika ini mantap. Dalam pementasan Gandamayu, Ayu akan membawakan beberapa nyanyian yang khusus diciptakan untuk pementasan Gandamayu.

Dalam Pementasan ini, Can bersama Yudi Ahmad Tajudin dan Gunawan maryanto sebagai tim kreatif bekerja dengan sejumlah seniman teater termasuk Inde Febriyanti, Ayu Laksmi, Landung Simatupang, Whani Darmawan, Danang Pamungkas (penata koreografi0 bersama para aktor/aktris Teater Garasi. Dengan harga yang terjangkau - mulai dari Rp. 50.000,- hingga Rp. 150.000,- yang terbagi dalam 4 kelas - tiket pertunjukan dapat dibeli mulai bulan Agustus 2012. Untuk pemesanan tiket, silahkan hubungi  Johanna 085693241718 atau gandamayu.official@gmail.com; denah tempat duduk bisa dilihat di gandamayu.blogspot.com

Sinopsis Repertoar Gandamayu

Kisah ini disajikan dalam satu sudut pandang berbingkai. Ayah akan menghadiri mabebasan (menembangkan kisah-kisah yang bertutur tentang pandangan hidup), dan kebetulan hari itu ia diundang menembangkan kisah Sudamala.

Kisah klasik Sudamala inilahyang kemudian ditafsir ulang dengan memberinya sentuhan baru, oleh pengarang menjadi kisah Gandamayu. Lewat Ayah, Gandamayu kemudian ditembangkan sepanjang jalan kepada Anak sebelum tiba di Kaliakah. Tembang itu berisi kisah kegentingan Durga di Setra Gandamayu. Ia gelisah karena sudah 12 tahun menjalani laku sebagai raksasa di Setra Gandamayu, yang bergelimang kebusukan, tidak kunjung diruwat kembali sebagai Dewi Uma, wujudnya semula. Kebetulan Kunti, ibu para ksatria Pandawa datang menghadap kepadanya. Kunti memohon agar dua raksasa sakti Kalantaka dan Kalanjaya, yang membela Korawa, dikalahkan, sehingga Pandawa tetap utuh.

Durga bersedia membantu Kunti dengan syarat putra bungsu Pandawa, Sahadewa diserahkan sebagai tumbal di Setra Gandamayu. Kunti menolak keras karena Sahadewa bukan anak kandungnya. Tetapi dengan cerdik Durga memerintahkan Kalika, raksasa abdinya, untuk merasuk ke dalam tubuh Kunti. Kunti yang dirasuki Kalika akhirnya menyeret Sahadewa untuk diserahkan kepada Durga di Setra Gandamayu. Durga tahu hanya Sahadewa yang bisa meruwatnya kembali sebagai Uma. Proses ruwatan Durga tidak berjalan mulus, karena Sahadewa merasa tidak memiliki ilmu tentang ruwatan. Kemarahan Durga tidak hanya membuat kuburan bergetar, sampai Kahyangan pun bergolak. Para dewa penghuni Kahyangan bahkan panik, jangan sampai Sahadewa binasa di tangan Durga. Siwa, sebagai penguasa Kahyangan akhirnya turun tangan. Ia merasuk ke dalam tubuh Sahadewa untuk merupat Durga kembali menjadi Uma.

Kisah tidak selesai. Kalika yang dikutuk 34 tahun sebagai penghuni Setra Gandamayu hidup dalam kegelapan. Nasibnya tak menentu. Uma merasa harus meninggalkan Kahyangan dan menemani Kalika menjalani sisa masa hukumannya di Setra Gandamayu. Sepeninggal Uma, Siwa justru merasa hidup tak bertentuan di Kahyangan. Itulah cara Uma membalas kutukan yang telah dijatuhkan Siwa kepadanya karena dicap tidak setia sebagai istri.

Tim Repertoar Gandamayu
Digubah Berdasarkan Novel "Gandamayu" karya Putu Fajar Arcana

Penulis Naskah : Gunawan Maryanto
Sutradara : YHudi Ahmad Tajudin dan Gunawan Maryanto
Penata Artistik: Ignatius Sugiarto
Penata Musik: Yennu Ariendra dan Rizky Summerbee
Penata Koreoghrafi: Danang Pamungkas
Manager Produksi: Kusworo Bayu Aji dan Galuh Asti Wulandari
Produser: Joan Arcana

Pemain:
Landung Simatupang -  Semar
Arsita Iswardhani - Anak
Ine Febriyanti - Durga
Ayu Laksmi - Kalika
Rachel Saraswati - Uma
Whanny Darmawan - Siwa/Gembala
Harbani Setyowati - Kunti
Theodorus christanto - Sahadewa
M Nur Qomaruddin - Kalantaka
Tomomi Yokosuka - Kalajana
Rendra Bagus Pamungkas - Janaka

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda